Waspada Virus Adenovirus 36 Dapat Membuat Obesitas
Pada 100 tahun silam, di dunia nyaris tidak ada satu pun kasus obesitas,
selama 100 tahun itu, obesitas telah menjadi krisis yang tiada taranya
dalam sejarah penyakit manusia. Jika dikalkulasi menurut situasi saat
ini, kita akan semakin kelebihan berat badan.
Sebab obesitas sangat jelas: makan terlalu banyak, kurangnya olahraga. Namun kondisinya tidak sesederhana ini.
Pertama jarang sekali yang mengetahui, di sejumlah besar “negara obesitas” di barat, misalnya Amerika Serikat, kalor yang dibuang orang-orang jauh lebih sedikit dibanding kalor yang dihabiskan orang-orang pada 50 tahun silam.
Dibanding dengan orang-orang pada 1950 silam, kita jarang jalan kaki, yang menggantikannya adalah sejumlah besar kendaraan bermotor.
Obesitas mulai tumbuh subur sejak 1980, dibandingkan ketika itu, olahraga yang sangat kurang dilakukan.
Sejumlah besar ilmuwan yakin, bahwa dibalik suburnya obesitas pasti terpendam sebuah misteri yang mendalam.Dan sejumlah ilmuwan juga pernah menuturkan, bahwa obesitas mungkin disebabkan oleh suatu virus, atau dapat dijelaskan dengan ilmu genetika.
Diketahui, Virus Obesitas “adenovirus 36″
Sudah olahraga ekstra keras dan pantang makanan berlemak tapi masih gemuk juga? Jangan kecil hati dulu, mungkin Anda bisa menyalahkan virus sebagai biang keladi naiknya timbangan badan.
Selain mengundang berbagai penyakit, kegemukan juga mengurangi tampilan fisik. Oleh karena itu para ahli terus berusaha mencari penyebab kegemukan.
Kecurigaan jatuh kepada virus yang bernama adenovirus 36 (disebut juga: AD 36), virus yang sering menyebabkan infeksi mata dan pernapasan. Virus ini diduga menyebabkan sel induk pada tubuh manusia menjadi sel lemak.
“Kami tidak bicara tentang pencegahan penyakit diabetes, tetapi jika kegemukan memang disebabkan oleh virus di tubuh manusia, maka kelak kita membuat vaksin untuk mencegah terjadinya kegemukan,” kata Nikhil Dhurandhar dari Pennington Biomedical Research Center, Louisiana, AS.
Dalam risetnya, para ahli menginfeksi binatang percobaan di laboratorium dengan adenovirus 36 (AD 36). “Sel lemak dalam binatang-binatang itu jadi terakumulasi,” kata Dhurandhar.
Ia juga menambahkan, dalam studi berskala besar terhadap manusia diketahui orang yang kegemukan terinfeksi virus itu tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan orang kurus.
Para ahli mengatakan adenovirus 36 merupakan salah satu dari sepuluh jenis pa****n yang berkaitan dengan kegemukan. Kemungkinan masih ada banyak jenis virus lainnya di sekitar kita.
Sadar bahwa mungkin banyak orang yang tidak percaya virus bisa membuat tubuh kegemukan, Dhurandhar menjelaskan, ”Ada banyak sekali faktor yang membuat orang obesitas, mulai dari penjelasan sederhana seperti terlalu banyak makan, hingga infeksi virus,” katanya.
Ke depan, Dhurandhar dan timnya berharap bisa mengembangkan vaksin pencegah virus tersebut, namun kini ia akan berkonsentrasi untuk lebih memahami bagaimana adenovirus menyebabkan orang menjadi gemuk.
Negara Indonesia memang tidak semaju negara Amerika, sehingga masalah yang timbul tidak sekompleks negara tersebut. Akan tetapi, untuk masalah kesehatan, Indonesia juga tak kalah dengan negara maju termasuk masalah obesitas. Secara kuantitas masalah obesitas ini tidak terlalu kentara, namun cukup merepotkan terutama untuk kalangan tertentu.
Masalah obesitas atau penyakit kelebihan berat badan atau kegemukan biasanya kita kenal disebabkan karena konsumsi makanan berlebih, kurang olah raga bahkan mungkin karena faktor genetis (turunan).
Di Amerika, obesitas menjadi penyebab kematian bagi 5 dari 10 kematian. Sedangkan di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali, 10 dari 100 penduduk menderita obesitas. Dan bukan hal baru lagi bila kita tahu bahwa obesitas menjadi pemicu penyakit-penyakit lain seperti jantung, artritis, diabetes serta tekanan darah tinggi.
Secara normal, gen yang berperan dalam obesitas baru ditemukan dua macam, yaitu gen ob (obesity) yang memproduksi leptin, serta gen db (diabetic) yang memproduksi reseptor leptin. Leptin sendiri dihasilkan dari sel-sel lemak yang diedarkan melalui perderan darah. Ketika leptin mengikat reseptor leptin otak terjadilah proses penghambatan pengeluaran neuropeptida Y, dimana neuropeptida Y memberi efek meningkatkan nafsu makan. Konsekuensi logisnya, jika tak ada leptin maka nafsu makan mejadi tidak terkontrol.
Sebab obesitas sangat jelas: makan terlalu banyak, kurangnya olahraga. Namun kondisinya tidak sesederhana ini.

Pertama jarang sekali yang mengetahui, di sejumlah besar “negara obesitas” di barat, misalnya Amerika Serikat, kalor yang dibuang orang-orang jauh lebih sedikit dibanding kalor yang dihabiskan orang-orang pada 50 tahun silam.
Dibanding dengan orang-orang pada 1950 silam, kita jarang jalan kaki, yang menggantikannya adalah sejumlah besar kendaraan bermotor.
Obesitas mulai tumbuh subur sejak 1980, dibandingkan ketika itu, olahraga yang sangat kurang dilakukan.
Sejumlah besar ilmuwan yakin, bahwa dibalik suburnya obesitas pasti terpendam sebuah misteri yang mendalam.Dan sejumlah ilmuwan juga pernah menuturkan, bahwa obesitas mungkin disebabkan oleh suatu virus, atau dapat dijelaskan dengan ilmu genetika.

Diketahui, Virus Obesitas “adenovirus 36″
Sudah olahraga ekstra keras dan pantang makanan berlemak tapi masih gemuk juga? Jangan kecil hati dulu, mungkin Anda bisa menyalahkan virus sebagai biang keladi naiknya timbangan badan.
Selain mengundang berbagai penyakit, kegemukan juga mengurangi tampilan fisik. Oleh karena itu para ahli terus berusaha mencari penyebab kegemukan.
Kecurigaan jatuh kepada virus yang bernama adenovirus 36 (disebut juga: AD 36), virus yang sering menyebabkan infeksi mata dan pernapasan. Virus ini diduga menyebabkan sel induk pada tubuh manusia menjadi sel lemak.
“Kami tidak bicara tentang pencegahan penyakit diabetes, tetapi jika kegemukan memang disebabkan oleh virus di tubuh manusia, maka kelak kita membuat vaksin untuk mencegah terjadinya kegemukan,” kata Nikhil Dhurandhar dari Pennington Biomedical Research Center, Louisiana, AS.
Dalam risetnya, para ahli menginfeksi binatang percobaan di laboratorium dengan adenovirus 36 (AD 36). “Sel lemak dalam binatang-binatang itu jadi terakumulasi,” kata Dhurandhar.
Ia juga menambahkan, dalam studi berskala besar terhadap manusia diketahui orang yang kegemukan terinfeksi virus itu tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan orang kurus.
Para ahli mengatakan adenovirus 36 merupakan salah satu dari sepuluh jenis pa****n yang berkaitan dengan kegemukan. Kemungkinan masih ada banyak jenis virus lainnya di sekitar kita.
Sadar bahwa mungkin banyak orang yang tidak percaya virus bisa membuat tubuh kegemukan, Dhurandhar menjelaskan, ”Ada banyak sekali faktor yang membuat orang obesitas, mulai dari penjelasan sederhana seperti terlalu banyak makan, hingga infeksi virus,” katanya.

Ke depan, Dhurandhar dan timnya berharap bisa mengembangkan vaksin pencegah virus tersebut, namun kini ia akan berkonsentrasi untuk lebih memahami bagaimana adenovirus menyebabkan orang menjadi gemuk.
Negara Indonesia memang tidak semaju negara Amerika, sehingga masalah yang timbul tidak sekompleks negara tersebut. Akan tetapi, untuk masalah kesehatan, Indonesia juga tak kalah dengan negara maju termasuk masalah obesitas. Secara kuantitas masalah obesitas ini tidak terlalu kentara, namun cukup merepotkan terutama untuk kalangan tertentu.
Masalah obesitas atau penyakit kelebihan berat badan atau kegemukan biasanya kita kenal disebabkan karena konsumsi makanan berlebih, kurang olah raga bahkan mungkin karena faktor genetis (turunan).
Di Amerika, obesitas menjadi penyebab kematian bagi 5 dari 10 kematian. Sedangkan di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali, 10 dari 100 penduduk menderita obesitas. Dan bukan hal baru lagi bila kita tahu bahwa obesitas menjadi pemicu penyakit-penyakit lain seperti jantung, artritis, diabetes serta tekanan darah tinggi.
Secara normal, gen yang berperan dalam obesitas baru ditemukan dua macam, yaitu gen ob (obesity) yang memproduksi leptin, serta gen db (diabetic) yang memproduksi reseptor leptin. Leptin sendiri dihasilkan dari sel-sel lemak yang diedarkan melalui perderan darah. Ketika leptin mengikat reseptor leptin otak terjadilah proses penghambatan pengeluaran neuropeptida Y, dimana neuropeptida Y memberi efek meningkatkan nafsu makan. Konsekuensi logisnya, jika tak ada leptin maka nafsu makan mejadi tidak terkontrol.
Pengaruh obesitas ternyata sangat berbahaya sekali ya gan , ngeri banget baca dampak2nya ..
ReplyDelete